Budaya Ngeriung, sebagai simbol kebersamaan masyarakat Desa Sekarwangi
Ngeriung berasal dari bahasa sunda yang berarti makan bersama. biasanya dengan daun pisang atau apapun yang digunakan untuk tempat nasi dan lauknya. ngeriuang menurut beberapa ibu - ibu yang saya tanya, ngeriung adalah budaya makan bersama beberapa orang secara bersama - sama dilalui dengan doa - doa dari kiai setempat. ngeriung biasa dilakukan apabila ada acara besar keagaamaan seperti hari raya Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, Israk Mikraj dan Acara Memperingati bulan muharram yang biasa disebut masyarakat desa sekarwangi dengan ngembang. selain itu ada juga yang berpendapat bahwa yang terpenting makan bersama yang nasi dan lauknya dijadikan satu serta dimakan bersama - sama dengan berkelompok bisa dinamakan ngeriung. ngeriung apabila dimaknai sebagai kebiasaan masyarakat yang biasa dan tidak ada artinya adalah salah, karena apabila kita melihat dari aspek sosial yang terjalin di dalam ngeriung sangat besar. ada beberapa unsur yang ada pada budaya ngeriung yaitu kebersamaan, egaliter (Persamaan) dan kesetiakawanan sosial. ngeriung merupakan kearifan lokal desa sekarwangi yang harus dipertahankan guna tetap menjaga kebersamaan diantara warga desa sekarwangi. hal inilah yang sangat membedakan dengan daerah lain. sehingga rasa senasib sepenanggungan diantara warga desa sekarwangi. identitas lokal desa sekarwangi ini harus dipelihara dengan baik sehingga desa tetap identitas kearifan lokal yang menjaga dari gempuran budaya yang merusak identitas lokal desa.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar